Sejarah Bumbu Laksa
Sejarah bumbu laksa mencerminkan kekayaan budaya dan kuliner Nusantara yang beragam. Bumbu laksa, dengan cita rasa khas yang menggugah selera, telah menjadi bagian penting dalam hidangan tradisional di berbagai daerah di Indonesia. Kombinasi rempah-rempah pilihan seperti kunyit, lengkuas, serai, dan cabai menciptakan aroma serta rasa yang unik, menjadikan laksa sebagai hidangan yang istimewa dan diminati banyak orang.
Asal-usul Bumbu Laksa
Bumbu laksa memiliki akar sejarah yang dalam, terkait dengan percampuran budaya Melayu, Tionghoa, dan India. Dipercaya bahwa laksa pertama kali muncul di wilayah pesisir Sumatera dan Semenanjung Malaya, di mana perdagangan rempah-rempah dan interaksi antarbudaya sangat hidup. Rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, dan serai yang menjadi dasar bumbu laksa telah digunakan sejak zaman dahulu, menunjukkan pengaruh rempah lokal dan asing dalam perkembangannya.
Di Indonesia, setiap daerah memiliki variasi bumbu laksa yang khas. Misalnya, Laksa Betawi menggunakan santan kental dan rempah-rempah yang lebih ringan, sementara Laksa Padang cenderung pedas dengan campuran rempah yang lebih kuat. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana bumbu laksa beradaptasi dengan selera dan bahan lokal, menciptakan keunikan tersendiri di setiap wilayah.
Proses pembuatan bumbu laksa tradisional melibatkan penggilingan rempah-rempah segar hingga halus, kemudian dimasak dengan santan untuk menghasilkan kuah yang kaya rasa. Teknik ini telah diwariskan turun-temurun, menjaga keaslian cita rasa laksa. Hingga kini, bumbu laksa tetap menjadi simbol kekayaan rempah Nusantara dan keberagaman kuliner Indonesia.
Perkembangan Bumbu Laksa di Indonesia
Sejarah bumbu laksa di Indonesia tidak lepas dari pengaruh perdagangan rempah dan akulturasi budaya. Bumbu ini berkembang seiring dengan interaksi antara masyarakat lokal dengan pedagang asing, terutama dari Tiongkok dan India, yang membawa teknik serta bahan baru. Rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, dan serai menjadi dasar utama, sementara tambahan cabai dan santan memperkaya cita rasanya.
Perkembangan bumbu laksa di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor geografis dan budaya setempat. Daerah pesisir seperti Sumatera dan Jawa memiliki versi laksa yang berbeda, tergantung pada ketersediaan bahan dan preferensi masyarakat. Misalnya, Laksa Bogor lebih dominan dengan penggunaan oncom, sedangkan Laksa Palembang memadukan ikan dan santan dengan rempah yang lebih ringan.
Di era modern, bumbu laksa terus berevolusi dengan munculnya varian instan dan kreasi baru. Namun, bumbu tradisional tetap dipertahankan sebagai warisan kuliner. Restoran dan rumah makan masih menggunakan resep turun-temurun, sementara industri makanan memproduksi bumbu laksa siap pakai untuk memudahkan konsumen. Hal ini menunjukkan betapa bumbu laksa tetap relevan dalam khazanah kuliner Indonesia.
Keberagaman bumbu laksa di Indonesia mencerminkan kekayaan rempah dan budaya Nusantara. Dari Sumatera hingga Jawa, setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri, menjadikan laksa bukan sekadar hidangan, tetapi juga identitas kuliner yang terus berkembang seiring zaman.
Bahan-bahan Utama Bumbu Laksa
Bumbu laksa merupakan jantung dari hidangan laksa yang kaya rasa dan aroma. Bahan-bahan utamanya terdiri dari rempah-rempah pilihan seperti kunyit, lengkuas, serai, cabai, serta santan yang memberikan cita rasa gurih dan pedas khas. Kombinasi rempah ini tidak hanya menciptakan rasa yang mendalam tetapi juga mencerminkan kekayaan kuliner Nusantara yang beragam.
Bahan Dasar
Bahan-bahan utama bumbu laksa terdiri dari rempah-rempah segar dan bahan dasar yang memberikan cita rasa khas. Kunyit menjadi komponen penting yang memberikan warna kuning keemasan serta rasa yang hangat. Lengkuas digunakan untuk memberikan aroma segar dan rasa sedikit pedas, sementara serai menambah aroma citrus yang khas.
Cabai merah atau cabai rawit sering menjadi bahan wajib untuk memberikan tingkat kepedasan yang sesuai dengan selera. Bawang merah dan bawang putih menjadi dasar bumbu yang dihaluskan untuk menciptakan rasa umami. Kemiri juga sering ditambahkan untuk memberikan tekstur kental dan rasa gurih pada kuah laksa.
Santan kelapa merupakan bahan dasar yang tidak boleh terlewatkan karena memberikan kekentalan dan rasa gurih alami. Terasi atau belacan kadang digunakan dalam beberapa varian laksa untuk memberikan sentuhan aroma yang lebih kuat. Daun jeruk dan daun salam sering dimasukkan untuk memperkaya aroma rempah.
Beberapa resep laksa juga menambahkan jahe atau kencur untuk memberikan sentuhan rasa yang lebih kompleks. Ketumbar dan jintan kadang digunakan sebagai bumbu pelengkap, terutama dalam varian laksa yang terpengaruh oleh kuliner India atau Melayu. Kombinasi bahan-bahan ini menciptakan harmoni rasa yang unik dan menggugah selera.
Di beberapa daerah, bahan tambahan seperti asam kandis atau asam jawa digunakan untuk memberikan sentuhan rasa asam yang segar. Garam dan gula merah juga menjadi penyempurna rasa untuk menyeimbangkan antara gurih, pedas, dan sedikit manis. Bahan-bahan ini diolah bersama hingga menghasilkan bumbu laksa yang sempurna.
Bahan Tambahan untuk Variasi Rasa
Bahan-bahan utama bumbu laksa terdiri dari rempah-rempah segar yang dihaluskan seperti kunyit, lengkuas, serai, bawang merah, bawang putih, dan cabai. Santan kelapa menjadi komponen penting untuk memberikan kekentalan dan rasa gurih pada kuah laksa. Terasi atau belacan sering ditambahkan untuk memperkuat aroma, sementara daun jeruk dan daun salam memberikan sentuhan harum yang khas.
Untuk variasi rasa, beberapa bahan tambahan dapat dimasukkan sesuai selera. Asam kandis atau asam jawa memberikan rasa segar yang sedikit asam, sedangkan kemiri dan ketumbar menambah kedalaman rasa. Jahe atau kencur bisa digunakan untuk memberikan sentuhan hangat, sementara gula merah dan garam berperan sebagai penyeimbang rasa.
Beberapa kreasi modern juga menambahkan rempah lain seperti jintan atau kapulaga untuk memberikan nuansa berbeda. Bahan protein seperti udang kering atau ebi dapat dihaluskan bersama bumbu untuk menambah rasa umami. Penggunaan rempah segar versus rempah kering juga mempengaruhi intensitas rasa akhir dari bumbu laksa.
Di beberapa daerah, bahan seperti oncom, tauco, atau petis ditambahkan untuk menciptakan ciri khas lokal. Untuk laksa dengan kuah bening, penggunaan santan bisa dikurangi dan diganti dengan kaldu ayam atau ikan. Variasi bahan tambahan ini memungkinkan bumbu laksa memiliki banyak versi tanpa kehilangan identitas dasarnya.
Jenis-jenis Bumbu Laksa
Bumbu laksa memiliki berbagai jenis yang berbeda tergantung pada daerah asalnya. Setiap jenis bumbu laksa menawarkan cita rasa unik, mulai dari yang gurih dan lembut hingga pedas dan kuat. Beberapa varian terkenal termasuk bumbu laksa Betawi yang kaya santan, bumbu laksa Padang yang pedas, serta bumbu laksa Bogor yang menggunakan oncom sebagai bahan khasnya.
Bumbu Laksa Betawi
Bumbu laksa Betawi memiliki ciri khas yang berbeda dengan varian laksa lainnya. Bumbu ini menggunakan santan kental sebagai dasar kuah, memberikan rasa gurih yang kaya. Rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, dan serai dihaluskan bersama bawang merah, bawang putih, serta cabai untuk menciptakan aroma yang harum.
Bumbu laksa Betawi juga sering menambahkan kemiri dan ketumbar untuk memperkaya rasa. Terasi atau ebi kadang digunakan dalam jumlah sedikit untuk memberikan sentuhan umami. Daun jeruk dan daun salam menjadi penyedap alami yang membuat kuah semakin wangi.
Yang membedakan bumbu laksa Betawi adalah penggunaan rempah yang lebih ringan dibandingkan varian laksa lainnya. Rasa pedasnya tidak terlalu dominan, sehingga lebih cocok untuk mereka yang menyukai cita rasa gurih dan lembut. Santan yang kental membuat tekstur kuah menjadi creamy dan nikmat.
Beberapa resep tradisional juga menambahkan sedikit jahe atau kencur untuk memberikan rasa hangat. Gula merah dan garam digunakan sebagai penyeimbang rasa, menciptakan harmoni antara gurih, manis, dan sedikit pedas. Bumbu ini kemudian dimasak hingga matang sempurna sebelum disajikan dengan bahan pelengkap seperti bihun, tauge, dan ayam suwir.
Bumbu laksa Betawi sering dihidangkan dengan pelengkap seperti telur rebus, emping, dan bawang goreng. Beberapa versi juga menambahkan perkedel atau kentang sebagai pelengkap. Keunikan bumbu ini menjadikan Laksa Betawi salah satu hidangan khas Jakarta yang terus diminati hingga kini.
Bumbu Laksa Padang
Jenis-jenis bumbu laksa beragam tergantung daerah asalnya, masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Bumbu laksa Padang dikenal dengan rasa pedas yang kuat dan rempah-rempah yang dominan. Bahan utamanya meliputi cabai merah, kunyit, lengkuas, serai, bawang merah, dan bawang putih yang dihaluskan hingga lembut.
Bumbu laksa Padang juga menggunakan santan kental sebagai dasar kuah, tetapi dengan tambahan rempah seperti jahe, kemiri, dan ketumbar untuk memberikan rasa yang lebih kompleks. Terasi atau belacan sering dimasukkan untuk memperkuat aroma, sementara daun kunyit dan daun jeruk purut memberikan sentuhan harum yang khas.
Yang membedakan bumbu laksa Padang adalah tingkat kepedasan yang tinggi, berasal dari penggunaan cabai dalam jumlah besar. Rasa rempahnya juga lebih kuat dan berani dibandingkan varian laksa lainnya. Bumbu ini biasanya dimasak hingga matang sempurna sehingga semua rempah meresap ke dalam santan.
Beberapa versi bumbu laksa Padang juga menambahkan asam kandis untuk memberikan rasa sedikit asam yang segar. Garam dan gula merah digunakan sebagai penyeimbang rasa, menciptakan kombinasi pedas, gurih, dan sedikit manis. Bumbu ini kemudian disajikan dengan mie, tauge, dan ikan atau ayam sebagai pelengkap utama.
Bumbu laksa Padang sering dihidangkan dengan taburan bawang goreng dan perasan jeruk nipis untuk menambah kesegaran. Beberapa variasi juga menambahkan kerupuk merah sebagai pelengkap. Keunikan bumbu ini menjadikan Laksa Padang salah satu hidangan khas Sumatera Barat yang populer di seluruh Indonesia.
Bumbu Laksa Palembang
Bumbu laksa Palembang memiliki ciri khas yang membedakannya dari varian laksa lainnya. Bumbu ini menggunakan campuran rempah yang lebih ringan dengan dominasi rasa gurih dari santan dan ikan. Kunyit, lengkuas, serai, bawang merah, dan bawang putih menjadi bahan dasar yang dihaluskan hingga lembut.
Bumbu laksa Palembang juga memanfaatkan santan kental sebagai bahan utama kuah, tetapi dengan tambahan kaldu ikan untuk memberikan rasa yang lebih mendalam. Terasi atau ebi sering digunakan dalam jumlah sedikit untuk memperkaya cita rasa umami. Daun jeruk dan daun salam memberikan aroma segar yang khas.
Yang membedakan bumbu laksa Palembang adalah penggunaan ikan sebagai protein utama, biasanya ikan belida atau ikan gabus yang dihaluskan bersama bumbu. Rasa pedasnya tidak terlalu dominan, lebih menonjolkan keharmonisan antara gurih dan sedikit manis. Bumbu ini dimasak perlahan agar semua rempah meresap sempurna.
Beberapa resep tradisional menambahkan sedikit jahe dan kemiri untuk memberikan tekstur kental pada kuah. Gula merah dan garam digunakan sebagai penyeimbang rasa, menciptakan kombinasi yang pas. Bumbu laksa Palembang biasanya disajikan dengan bihun, tauge, dan telur rebus sebagai pelengkap utama.
Bumbu laksa Palembang sering dihidangkan dengan taburan bawang goreng dan irisan ketimun untuk menambah kesegaran. Beberapa versi juga menambahkan sambal sebagai pelengkap bagi yang menyukai rasa pedas. Keunikan bumbu ini menjadikan Laksa Palembang sebagai hidangan khas Sumatera Selatan yang memiliki penggemar setia.
Cara Membuat Bumbu Laksa
Bumbu laksa adalah elemen penting yang memberikan cita rasa khas pada hidangan laksa. Terbuat dari campuran rempah-rempah pilihan seperti kunyit, lengkuas, serai, dan cabai, bumbu ini menghasilkan aroma menggugah selera dan rasa yang kaya. Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam mengolah bumbu laksa, menciptakan variasi yang unik dan lezat.
Langkah-langkah Persiapan
Cara Membuat Bumbu Laksa, Langkah-langkah Persiapan
Siapkan bahan-bahan utama seperti kunyit, lengkuas, serai, bawang merah, bawang putih, cabai merah, kemiri, dan santan kelapa. Pastikan semua bahan segar untuk mendapatkan cita rasa terbaik. Bersihkan dan kupas bahan-bahan yang perlu dikupas seperti kunyit, lengkuas, bawang merah, dan bawang putih.
Iris tipis bawang merah dan bawang putih agar lebih mudah dihaluskan. Potong kecil-kecil kunyit dan lengkuas untuk memudahkan proses penggilingan. Geprek serai dan buang bagian luar yang keras, lalu iris halus bagian dalamnya. Buang biji cabai merah jika ingin mengurangi tingkat kepedasan.
Sangrai kemiri sebentar di atas wajan tanpa minyak hingga harum untuk mengeluarkan aroma maksimal. Siapkan juga daun jeruk dan daun salam yang sudah dicuci bersih. Jika menggunakan terasi, bakar sebentar di atas api kecil untuk menghilangkan aroma amisnya.
Haluskan semua bumbu menggunakan ulekan atau blender hingga benar-benar halus. Tambahkan sedikit air jika perlu untuk mempermudah proses penghalusan. Pastikan tekstur bumbu benar-benar lembut tanpa ada gumpalan untuk hasil terbaik.
Siapkan santan kelapa dengan memisahkan santan kental dan santan encer. Peras kelapa parut dengan air hangat untuk mendapatkan santan yang gurih. Saring santan untuk memisahkan ampas dan mendapatkan tekstur yang halus.
Panaskan minyak di wajan untuk menumis bumbu halus. Gunakan api sedang agar bumbu tidak gosong. Aduk terus bumbu yang sedang ditumis hingga harum dan berubah warna. Tambahkan daun jeruk dan daun salam saat menumis untuk memperkaya aroma.
Setelah bumbu matang, masukkan santan encer terlebih dahulu sambil terus diaduk. Biarkan mendidih perlahan sebelum menambahkan santan kental. Aduk terus kuah laksa agar santan tidak pecah dan bumbu meresap sempurna.
Bumbui dengan garam, gula, dan penyedap rasa sesuai selera. Koreksi rasa sebelum diangkat dari api. Bumbu laksa siap digunakan untuk membuat hidangan laksa yang lezat dan autentik.
Proses Pengolahan Bumbu
Cara Membuat Bumbu Laksa, Proses Pengolahan Bumbu
Pertama, haluskan semua rempah-rempah segar seperti kunyit, lengkuas, bawang merah, bawang putih, cabai, dan kemiri. Pastikan teksturnya benar-benar halus agar rasa merata. Gunakan ulekan atau blender dengan sedikit air untuk mempermudah proses penghalusan.
Panaskan minyak dalam wajan dengan api sedang. Tumis bumbu halus hingga harum dan berubah warna, sekitar 5-7 menit. Tambahkan serai yang sudah digeprek, daun jeruk, dan daun salam untuk memperkaya aroma. Aduk terus agar bumbu tidak gosong.
Setelah bumbu matang, masukkan santan encer sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Biarkan mendidih perlahan sebelum menambahkan santan kental. Ini mencegah santan pecah dan memastikan kuah tetap lembut.
Bumbui dengan garam, gula, dan penyedap rasa sesuai selera. Jika menggunakan terasi, tambahkan saat menumis bumbu. Untuk varian asam, bisa ditambahkan asam kandis atau air asam jawa. Koreksi rasa sebelum diangkat dari api.
Masak kuah laksa dengan api kecil hingga semua rempah meresap sempurna. Aduk sesekali agar tidak lengket di dasar wajan. Bumbu laksa siap digunakan untuk menyajikan hidangan laksa yang kaya rasa dan aroma khas Nusantara.
Penggunaan Bumbu Laksa dalam Masakan
Penggunaan bumbu laksa dalam masakan merupakan salah satu warisan kuliner Nusantara yang kaya akan cita rasa dan aroma. Bumbu ini, yang terdiri dari rempah-rempah pilihan seperti kunyit, lengkuas, serai, dan cabai, menjadi dasar utama dalam menciptakan hidangan laksa yang autentik. Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam mengolah bumbu laksa, menyesuaikan dengan bahan lokal dan selera masyarakat setempat.
Hidangan Laksa Khas
Penggunaan bumbu laksa dalam masakan menjadi kunci utama dalam menciptakan hidangan laksa yang autentik dan kaya rasa. Bumbu ini terdiri dari kombinasi rempah-rempah segar yang dihaluskan, seperti kunyit, lengkuas, serai, bawang merah, bawang putih, dan cabai, kemudian dimasak dengan santan kelapa untuk menghasilkan kuah yang gurih dan aromatik.
Dalam hidangan laksa khas, bumbu laksa berperan sebagai dasar rasa yang menentukan karakteristik masakan. Setiap daerah memiliki cara pengolahan yang berbeda, mulai dari tingkat kepedasan, kekentalan santan, hingga penambahan bahan khusus seperti terasi, asam kandis, atau rempah tambahan. Proses menumis bumbu hingga harum sebelum dicampur dengan santan menjadi tahap krusial untuk mengeluarkan aroma maksimal.
Bumbu laksa tidak hanya memberikan rasa, tetapi juga warna khas pada hidangan. Kunyit memberikan warna kuning keemasan, sementara cabai menambah sentuhan kemerahan. Penggunaan daun jeruk dan daun salam dalam bumbu laksa memberikan aroma segar yang membedakannya dari bumbu masakan lainnya. Tekstur kuah yang kental dan lembut juga dihasilkan dari proses pengolahan bumbu yang tepat.
Dalam penyajiannya, bumbu laksa biasanya dipadukan dengan bahan pelengkap seperti bihun, tauge, ayam suwir, atau ikan, serta taburan bawang goreng dan perasan jeruk nipis. Beberapa varian laksa juga menambahkan bahan khas daerah seperti oncom, tauco, atau petis untuk memperkuat identitas lokal. Harmoni antara bumbu laksa dan bahan pelengkap inilah yang menciptakan pengalaman kuliner yang unik.
Di era modern, bumbu laksa tetap menjadi bagian penting dalam kuliner Indonesia, baik dalam versi tradisional maupun kreasi baru. Restoran dan rumah makan terus menghidangkan laksa dengan bumbu asli, sementara industri makanan mengembangkan bumbu laksa instan untuk memudahkan konsumen. Keberagaman penggunaan bumbu laksa di berbagai daerah menunjukkan kekayaan rempah Nusantara dan kreativitas dalam mengolahnya.
Kreasi Masakan Lain dengan Bumbu Laksa
Bumbu laksa merupakan salah satu bumbu khas Indonesia yang memiliki cita rasa kaya dan kompleks. Selain digunakan untuk hidangan laksa tradisional, bumbu ini juga bisa dikreasikan dalam berbagai masakan lain untuk memberikan sentuhan rasa yang unik.
- Nasi Goreng Laksa: Tumis bumbu laksa dengan nasi, tambahkan sayuran dan protein pilihan untuk menciptakan nasi goreng dengan rasa rempah yang khas.
- Ayam Bakar Bumbu Laksa: Gunakan bumbu laksa sebagai marinasi ayam sebelum dibakar, memberikan rasa gurih dan pedas yang berbeda dari ayam bakar biasa.
- Sop Ikan Bumbu Laksa: Tambahkan bumbu laksa ke dalam kuah sop ikan untuk memberikan aroma rempah yang kuat dan rasa yang lebih berlapis.
- Mie Kuah Laksa: Kreasi mie dengan kuah berbasis bumbu laksa, bisa menggunakan mie telur atau mie basah sebagai bahan utamanya.
- Tumis Sayur Bumbu Laksa: Sayuran seperti kangkung atau tauge bisa ditumis dengan bumbu laksa untuk hidangan vegetarian yang kaya rasa.
Bumbu laksa juga bisa digunakan sebagai saus untuk hidangan pasta atau sebagai bumbu dasar untuk membuat kari dengan sentuhan lokal. Fleksibilitas bumbu ini memungkinkan berbagai kreasi masakan tanpa kehilangan karakteristik rasanya yang khas.
Tips Menyimpan Bumbu Laksa
Bumbu laksa adalah jantung dari hidangan laksa yang kaya akan rempah dan cita rasa khas Nusantara. Menyimpan bumbu laksa dengan benar sangat penting untuk menjaga kesegaran dan kelezatannya. Dengan teknik penyimpanan yang tepat, bumbu laksa dapat bertahan lebih lama tanpa mengurangi kualitas rasanya yang autentik.
Penyimpanan Jangka Pendek
Untuk penyimpanan jangka pendek bumbu laksa, pastikan bumbu yang sudah dihaluskan dimasukkan ke dalam wadah kedap udara. Simpan di kulkas bagian chiller dengan suhu sekitar 4°C. Bumbu laksa segar biasanya bertahan 2-3 hari dalam kondisi optimal.
Jika bumbu laksa sudah dicampur dengan santan, sebaiknya segera digunakan dalam waktu 24 jam. Santan yang sudah tercampur dengan bumbu lebih cepat basi dibandingkan bumbu kering. Pastikan wadah penyimpanan benar-benar tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi aroma dari bahan makanan lain di kulkas.
Untuk bumbu laksa yang sudah dimasak tetapi belum sempat digunakan, dinginkan terlebih dahulu hingga suhu ruang sebelum disimpan. Masukkan ke dalam container kecil agar mudah digunakan sesuai kebutuhan. Bumbu matang bisa bertahan 1-2 hari di kulkas dengan kualitas rasa yang masih baik.
Jika ingin menyimpan bumbu laksa lebih dari 3 hari, pisahkan bahan-bahan yang mudah rusak seperti santan. Bumbu dasar tanpa santan bisa bertahan lebih lama. Beri label tanggal penyimpanan untuk memantau kesegaran bumbu. Sebelum digunakan kembali, panaskan bumbu hingga mendidih untuk memastikan keamanannya.
Penyimpanan Jangka Panjang
Tips menyimpan bumbu laksa untuk jangka panjang memerlukan teknik khusus agar kualitas rasa dan aromanya tetap terjaga. Pertama, pastikan bumbu laksa yang akan disimpan telah dihaluskan dengan sempurna dan tidak mengandung santan. Bumbu tanpa santan memiliki daya simpan lebih lama dibandingkan yang sudah dicampur santan.
Untuk penyimpanan dalam freezer, bungkus bumbu laksa dalam plastik kedap udara atau wadah tahan beku. Bagi bumbu dalam porsi kecil sesuai kebutuhan agar tidak perlu mencairkan seluruh stok saat akan digunakan. Beri label tanggal pembuatan untuk memantau masa simpan.
Teknik lain adalah dengan mengeringkan bumbu laksa. Oleskan bumbu halus tipis-tipis di atas loyang, lalu keringkan dengan oven bersuhu rendah atau dijemur di tempat teduh. Setelah kering, haluskan kembali menjadi bubuk dan simpan dalam toples kedap udara. Bumbu kering bisa bertahan hingga 6 bulan.
Metode pengawetan dengan minyak juga efektif untuk bumbu laksa. Tumis bumbu hingga matang dan kental, lalu simpan dalam wadah kaca yang telah disterilkan. Tutup permukaan bumbu dengan lapisan minyak goreng untuk mencegah kontaminasi udara. Simpan di kulkas dan gunakan sendok bersih setiap kali mengambil.
Untuk bumbu laksa yang sudah dimasak dengan santan, pembekuan adalah pilihan terbaik. Dinginkan bumbu hingga suhu ruang, bagi dalam kantong ziplock atau wadah tahan beku, lalu simpan di freezer. Bumbu beku bisa bertahan 1-2 bulan. Cairkan secara alami di kulkas sebelum dipanaskan kembali.